Home » » PARTNERSHIP

PARTNERSHIP

Partnership 

 
Setahun lalu Udin dan Santi putus dengan pacar mereka saat kebetulan lagi sayang-sayangnya. Kemudian mereka berdua tak sengaja bertemu di sebuah jembatan layang untuk cek TKP jika mereka akhirnya memutuskan untuk bunuh diri dengan cara jilatin aspal hingga dehidrasi. Saat itu Udin dan Santi terlihat sangat sedih dan merasa tersuckity.

“Lo ngapain berdiri di pinggir jembatan sambil ngerentangin tangan gitu kayak di film Titanic? Mau bunuh diri ya? Jangan ngelakuin hal bodoh deh!” kata Udin yang sedari tadi memperhatikan Santi berbicara sendiri.


Santi mengerjapkan mata, lalu memandang heran Udin. “Lah lo sendiri ngapain gelantungan dari tadi sambil gigitin beton?”

“Gue lagi latihan keseimbangan,” kilah Udin, namun beberapa saat ia terdiam, kemudian ia terisak sedih. “SEMUA CEWEK TUH SAMA AJA!”

“Termasuk nyokap lo?” Santi memiringkan kepala mendengar kalimat yang diucapkan Udin.

“IYA! NYOKAP GUE JUGA!” Udin berteriak. “DIA NINGGALIN GUE PAS MASIH KECIL!”

Santi langsung merasa sedih, dan semakin sedih saat teringat mantan kekasihnya mendua. “SEMUA COWOK JUGA SAMA AJA! BRENGSEK!”

“Termasuk bokap lo?” Udin menggelengkan kepala dan tanpa sadar melepas satu tangannya untuk menggaruk ketiak.

Santi tiba-tiba saja menangis hebat. “IYA! BOKAP GUE JUGA! DIA NINGGALIN NYOKAP GUE PAS BARU AJA MENINGGAL! DIA NIKAH LAGI SAMA JAKA, SAHABAT GUE YANG BARU AJA OPERASI TRANSGENDER!”

Air mata Udin pun jatuh mendengar kemalangan nasib Santi, hatinya terasa remuk seketika. “Gue turut berduka cita ya. Nasib kita sama-sama menyedihkan.”

Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Santi, gadis itu hanya terdiam. Udin melihat gadis itu memejamkan mata, lubang hidungnya kembang kempis seperti balon yang ditiup orang asma. Udin terenyuh, ia dapat merasakan sakit yang dirasakan Santi. Betapa bodohnya dia yang ingin bunuh diri.

Perlahan-lahan Udin mendekati Santi, tangannya yang bergelantungan bergerak inci demi inci hingga tepat di bawah kaki gadis itu. Namun tiba-tiba saja Santi berdecak kesal. “DUNIA INI TUH GAK ADIL!” teriaknya sambil menghentakkan kakinya yang dibalut sepatu tentara ke jembatan. Sialnya, Santi tidak sadar menginjak salah satu tangan Udin.

“ADAAAAAAWWWW! TANGAN GUEEE!” Udin berteriak kesakitan dan langsung saja melepas tangannya dari pegangan. Santi melihat Udin yang hampir terjatuh ke sungai penuh sampah di bawahnya, secara reflek gadis itu memegang tangan Udin dan mengangkat pria itu ke atas hanya dengan satu tarikan cepat.

Thanks, lo nyelametin nyawa gue,” ucap Udin tulus kepada Santi, gadis itu mengangguk seraya tersenyum. Sekilas mata Udin memandang otot tangan Santi yang lebih besar dari paha Agung Hercules.  “Nama gue Udin,” katanya sembari mengajak Santi berjabat tangan.

“Nama gue Santi.” Gadis itu menjabat kencang tangan Udin hingga pria itu tersentak. Udin berkata, “Gue sadar bunuh diri itu perbuatan bodoh, gue harap kita bisa berteman dekat.”

“Ngeliat mata lo yang kosong pas hampir jatuh tadi juga berpikir demikian, Din. Iya, gue mau kita lebih dari teman dekat.”

Setelah kejadian itu Udin dan Santi menjadi teman yang sangat dekat, seperti layaknya orang bersahabat dan berpacaran, meskipun mereka berdua telah sama-sama memiliki kekasih. Mereka tidak merasa kedekatannya adalah sebuah masalah dan kesalahan. Mereka jalan, nonton, makan bersama tanpa melibatkan perasaan hingga akhirnya salah satu dari mereka menikah.


Loh, kok bisa ya si Udin dan Santi ngelakuin hal-hal selayaknya orang pacaran tapi tanpa status? Hahaha! Jangan heran, itu namanya partnership atau friend with benefit. Kalo orang Indonesia, nyebutnya HTS (Hubungan Tanpa Status).

Kalo masih ada yang bingung, intinya partnership itu adalah dua orang yang melakukan hubungan selayaknya orang pacaran tapi tanpa menggunakan perasaan, nggak baper. Beda kayak orang-orang yang baru deket, baru sebatas chat beberapa hari dan ketemuan cuma sekali tapi udah ngaku sayang banget.

Buat orang-orang yang udah capek menjalani hubungan pacaran, yang udah males ngelakuin proses PDKT dan bla-bla-bla, kebanyakan dari mereka memilih ngejalanin partnership. Jadi ya gitu, mereka melakukan kegiatan selayaknya orang pacaran tanpa perasaan, nggak ribet. Nggak ada ngelarang ini-itu, dikit-dikit cemburu, atau ngatur-ngatur kayak orang pacaran.


Bisa dikatakan partnership ini hubungan yang cocok buat kamu-kamu yang jomlo, yang pengin berhubungan dengan lawan jenis tapi nggak pake hati. Nggak harus marah kalo salah satunya lg deket sm orang lain. Nggak harus galau pas hubungan ini berakhir. Nggak harus jadi musuh kalo udah jadi milik orang lain. Nggak perlu ribet sama urusan perasaan. Seru kan?

Berarti nggak ada komitmen dong?

Wosaaah, nggak gituuu. Justru partnership itu butuh komitmen yang lebih luas dari orang pacaran, yang jarang bisa dilakukan oleh orang-orang kebanyakan. Karena hubungan ini nggak pake perasaan, jadi komitmennya adalah saling membebaskan. Membebaskan untuk menjalani kehidupannya tanpa perlu selalu ngabarin, diatur-atur, dan diikat.

Terserah partner kamu mau pergi sama siapa, mau deket sama siapa, tapi ketika lagi sama-sama membutuhkan, ya ketemuan dan berhubungan seperti biasa selama masih bersepakat bersama. Intinya, hubungan semacam ini nggak boleh ada drama!


Jadi jangan heran kalo suatu ketika kamu ketemu atau ngeliat temen yang punya hubungan dekeeeeeeet banget sama seseorang kayak abis bulan madu tapi mereka berdua nggak pacaran. Kamu jadi nggak usah geleng-geleng kepala heran atau suudzon karena udah tau mereka berdua partnership­-an.

So, seru kan partnership-an? Siapa aja nih yang mau partnership-an? Atau mau berbagi cerita soal HTS-an? Coba ngacung di kolom comments. ~

0 komentar:

Posting Komentar